Atasanmu Perfeksionis? Kamu Harus Perhatikan Tips Ini! (Seri-7)
Trippers.id – Pemimpin yang ideal memang menjadi dambaan setiap pegawai entah itu menjabat sebagai leader, penyelia, manajer, maupun direktur. Paling tidak pemimpin yang ideal yaitu pemimpin yang memiliki watak yang moderat alias tidak terlalu kaku maupun terlalu luwes. Dalam kondisi tertentu, pemimpin yang disukai adalah punya tujuan yang sesuai dengan keinginan bawahannya. Meski demikian, para staf tidak akan pernah tahu seperti apa sosok yang akan memimpin mereka. Mujurlah bagi staf yang punya bos yang baik hati, namun bukan berarti bagi mereka yang tidak memiliki pemimpin yang mereka harapkan menjadi momok yang menimbulkan tekanan batin. Dari sinilah kita harus memiliki cara tepat untuk menghadapi bos yang perfeksionis.
Sifat perfeksionis dan idealis selalu ditunjukkan dengan upayanya yang memperhatikan pekerjaan staf seperinci mungkin. Mungkin kamu pernah atau sering dihadapkan dengan sifatnya hingga kamu mengalami stress, namun cobalah dalam suatu kesempatan melihatnya dalam sisi positif. Boleh jadi itu dilakukannya semata-mata demi kebaikan kamu dan perusahaan juga. Sebagai contoh, bos kamu selalu meminta kamu merevisi laporan kamu entah itu dari kesalahan yang memang fatal, penyampaian pesan yang kurang baik, bahkan cara pengetikan yang tidak terlalu signifikan pun tetap tidak luput dari pantauannya padahal deadline sudah di dekat mata. Dari sisi positifnya hal ini akan menguntungkan kamu sebab apa yang diperintah bos untuk direvisi akan menyempurnakan pekerjaan kamu.
Orang yang perfeksionis biasanya menunjukkan sifatnya sebagai berikut:
1. Ingin melakukan tugasnya dengan sempurna mutlak.
2. Kurang bisa percaya dengan kemampuan orang lain sehingga dia lebih nyaman jika tugas yang seharusnya bisa dibagi-bagi dengan orang lain dia kerjakan sendiri.
3. Memiliki motivasi yang sangat tinggi bahkan cenderung terobsesi untuk mencapai keinginannya.
4. Ingin menang dalam segala hal, Membuat peraturan yang sangat ketat terlebih lagi menetapkan batas minimum yang sangat tinggi.
Berjiwa otoriter.
5. Selalu tidak puas dengan hasil pekerjaan
6. Bagaimana sebaiknya menghadapi bos yang perfeksionis seperti itu?
Jangan ambil pusing dengan perkataannya yang “pedas” dan terkadang kurang logis. Bos yang perfeksionis biasanya mengeluarkan kritikan yang pedas dan to the point misalnya langsung mengatakan “pekerjaanmu tidak ada gunanya” atau “semua laporan ini tidak bernilai dan harus dibuat ulang”. Mungkin kamu akan merasa tertekan sekaligus jengkel. Namun sebagai staf yang mengabdi kepada perusahaan, sebaiknya kritikan itu dijadikan sebagai peluang bagi kamu untuk membuktikan bahwa kamu sudah bekerja sekeras dan sebaik mungkin bukan malah menyerah. Pastikan bahwa apa yang kamu kerjakan sudah berdasarkan standar yang ada.
Hindari Kesalahan Sekecil Apapun
Sebagai manusia memang tidak luput dari kesalahan, namun manusia juga punya akal yang cerdas untuk meneliti dengan saksama kesalahan yang mungkin akan terjadi atau berpeluang untuk mengalami kesalahan. Contohnya kesalahan dalam mengetik huruf, kesalahan dalam menganalisis, kurang rapi, dsb. Cobalah untuk mengkritik diri sendiri sebelum bos kamu mengkritik lebih jauh.
Berikan Informasi Sebanyak dan Sejelas Mungkin
Jadilah orang yang berinisiatif untuk menyiapkan semua informasi sebanyak dan sejelas mungkin. Dengan demikian kamu punya banyak “amunisi” jika bos kamu bertanya-tanya di luar dari yang kamu duga. Kurangnya informasi yang diharapkan oleh bos akan mengakibatkan penilaian buruk bos kepada kamu.
Jaga Emosi
Bekerja memang memerlukan kekuatan akan tekanan. Jika kamu melihat iklan lowongan kerja, biasanya ada butir yang menyatakan bahwa calon pelamar harus siap menghadapi tekanan pekerjaan (underpressure). Bisa jadi tekanan itu berada pada bos yang perfeksionis yang nantinya akan menjadi tim kerja kamu. Jika kamu melamar di perusahaan yang seperti itu, secara otomatis kamu sudah harus siap dengan keadaan yang ada.
Jangan Takut Salah
Kamu tidak selalu berada di pihak yang salah jika kamu memastikan bahwa apa yang kamu kerjakan sudah berdasarkan standar perusahaan. Apabila kamu menghadapi tuntutan bos yang terus meminta kamu merevisi tugas bahkan di luar jam kerja, berbicaralah dengan sopan dan tetap santai kepadanya. Mintalah secara perinci secara tertulis langkah-langkah apa yang harus kamu lakukan untuk mencegah terjadinya revisi lagi, apa saja tolok ukur kesalahan menurut si bos, dan terutama apa sebenarnya yang diinginkan oleh si bos.
Jika bos kamu selalu mencurahkan sifat perfeksionisnya di luar batas wajar, Kamu bisa berdiskusi dengan bagian Human Resource apa yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan.