Pesona 5 Desa Unik di Indonesia
Macet, polusi, dan selalu sibuk menjadi sesuatu yang akan selalu kamu temukan di hampir semua kota yang ada di Indonesia, terutama kota besar seperti Jakarta. Tidak heran ketika libur tiba, banyak warga kota besar yang ‘mengungsi’ ke luar kota untuk menjauh dari keramaian. Biasanya Bali menjadi destinasi utama para warga.
Namun Indonesia bukan hanya tentang Bali. Ada banyak sekali tempat seru yang bisa kamu kunjungi, termasuk salah satunya desa-desa yang banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bukan hanya sekedar menawarkan pemandangan sawah dan udara sejuk khas pegunungan, Indonesia juga memiliki banyak sekali desa yang unik. Dan berikut ini 5 desa paling unik yang hanya ada di Indonesia!
1. Desa Pangalipuran, Bali
Selama ini Bali selalu identik dengan pemandangan pantai yang indah, namun Bali bukan hanya punya pantai. Bagi kamu yang punya rencana menghabiskan waktu berlibur ke Bali, kamu wajib mengunjungi desa Pangalipuran. Disini kamu bisa merasakan budaya Bali yang masih kental dari rumah-rumah penduduk yang memiliki arsitektur khas Bali. Bukan hanya itu, desa Pangalipuran juga disebut-sebut sebagai desa paling bersih di Bali. Untuk bisa mengunjungi desa ini, kamu hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp. 7.500 per orang, murah banget kan?
2. Desa Trunyan, Bali
Untuk kamu yang ingin berlibur sekaligus merasakan suasana berbeda, kamu bisa mengunjungi desa Trunyan. Yang unik dari desa ini adalah, kamu akan menemukan tengkorak manusia yang tersebar dimana-mana. Tenang, tengkorak manusia ini bukanlah hasil dari pembantaian atau tindak kejahatan lainnya melainkan tulang belulang penduduk desa yang sudah meninggal. Beda dengan daerah lain yang ada di Bali dimana orang meninggal akan dikremasi, di desa Trunyan, penduduk yang meninggal tidak akan dikuburkan dan hanya dibiarkan membusuk diatas tanah pemakaman hingga menjadi tulang belulang. Uniknya, meski tidak dikubur, mayat-mayat ini tidak meninggalkan bau busuk yang seharusnya terjadi.
3. Desa Kete Kesu, Toraja
Jika kamu berlibur ke desa Kete Kesu di Toraja, maka jangan kaget jika kamu menemukan banyak tengkorak tersusun diantara tebing di desa tersebut. Bisa dibilang desa ini masih sangat kental dengan budayanya dan mereka masih sangat memperahankan tradisi leluhurnya termasuk dalam upacara pemakaman. Di desa Kete Kesu ada dua cara pemakaman, pertama pemakaman rumah yang biasa disebut Patane atau menempatkan tubuh orang yang meninggal diantara tebing. Yang unik semakin tinggi derajat orang tersebut, maka letak makamnya pun akan semakin tinggi. Bukan hanya itu, kerangka para leluhur masih memakai baju adat sebagai wujud penghormatan. Anda juga bisa menemukan peti mati orang Toraja yang biasa disebut Erong, dan sebagian besar Erong ini sudah mencapai usia 500 tahun.
4. Desa Wae Rebo, Flores
Desa Wae Rebo merupakan satu-satunya desa di Kabupaten Manggarai Barat, NTT yang penduduknya masih tinggal di rumah tradisional bernama Mbaru Niang-Bundar. Yang unik rumah ini tidak tampak seperti rumah lainnya karena berbentuk kerucut dan terbuat dari alang-alang dengan tinggi rumah mencapai 10 meter. Ada tujuh rumah tradisional disini dan semuanya membentuk lingkaran rapi. Orang-orang Manggarai percaya, lingkaran merupakan simbol perdamaian dan itulah alasannya mengapa rumah-rumah disini membentuk lingkaran rapi. Yang menarik adalah, sekarang jika kamu berkunjung ke desa ini, kamu bisa merasakan tinggal bersama penduduk Wae Rebo di rumah Mbaru Niang-Bundar selama beberapa hari.
5. Desa Matotonan, Ugai, Butui dan Madobak, Mentawai
Desa Matotonan, Ugai, Butui dan Madobak merupakan empat desa tradisional yang ada di pulau Siberut, Mentawai. Disini penduduk masih mempraktekkan budaya tato suku Mentawai. Tidak seperti tato pada umumnya, tato tradisional suku Mentawai memiliki makna tersendiri. Sebuah desain tato akan mewakili klan dan kisah hidup pembawanya. Disini, tidak semua orang bisa mendapatkan tato karena hanya orang yang sudah dianggap sudah dewasa saja yang berhak mendapatkannya. Selain budaya tato untuk orang dewasa, kamu juga bisa menyaksikan deretan Uma yaitu rumah tradisional suku Mentawai.
Oleh : Siti Marliah