Uncategorized

Jangan Ditiru, 8 Cara Pencegahan Virus Corona yang Dianggap Salah Menurut Medis!

Trippers.id – Merebaknya COVID-19 ternyata diikuti pula dengan merebaknya hoaks. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia. Media sosial seperi Facebook, Twitter, dan tak terkecuali grup WhatsApp adalah sasaran empuk bagi para penyebar kabar bohong terkait perkembangan virus corona.

Jenis hoaks yang beredar pun bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah mengenai tips atau nasihat kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. Kamu pasti setidaknya pernah mendengar salah satu dari hoaks tersebut, kan?

Nah, berikut ini sejumlah tips kesehatan mengenai virus corona yang sebenarnya keliru dan tidak terbukti secara medis. Simak penjelasannya!

1. “Tes virus corona bisa dilakukan dengan menahan napas”

Sebuah broadcast di WhatsApp mengatakan bahwa dokter Jepang dan Stanford University menemukan cara tes virus corona yang bisa dilakukan oleh setiap individu. Caranya adalah dengan mengambil napas dan menahannya selama sepuluh detik. Jika berhasil melakukannya tanpa terbatuk, lelah, dan merasa sakit pada dada, itu artinya kita bebas virus corona karena tidak ada tanda fibrosis pada paru-paru.

Nyatanya tip kesehatan ini salah kaprah. Virus corona hanya bisa dideteksi dengan tes medis yang dilakukan di rumah sakit, tidak bisa dilakukan sendiri. Apalagi oleh orang awam. Stanford University yang juga disebut dalam pesan broadcast tersebut menampik bahwa tip itu berasal dari mereka. Lisa Kim dari Stanford Health Care mengatakan bahwa itu adalah nasihat yang tidak perlu dilakukan.

2. “Minum air hangat bisa membunuh virus corona”

Bersamaan dengan pesan hoaks di atas, disebutkan pula bahwa minum air hangat atau air garam bisa membunuh virus corona yang ada di dalam tubuh kita. Bahkan ada pula pesan yang menyarankan agar kita minum setiap 15 menit sekali.

Sebenarnya tip tersebut bagus untuk kesehatan, tetapi tentu tidak bisa membunuh virus corona, apalagi yang sudah masuk ke dalam tubuh. Kenapa seperti itu? Berikut ini penjelasan dari Dr. Faheem Younus, kepala bidang penyakit menular dari University of Maryland:

3. “Minum antibiotik bisa membunuh virus corona”

Berikutnya adalah rumor mengenai antibiotik yang menurut kabar bisa membunuh virus corona. Lagi-lagi tips kesehatan ini beredar di media sosial dan aplikasi chatting. Sumbernya pun tidak diketahui dari mana.

Perlu diketahui bahwa antibiotik adalah obat untuk membunuh bakteri. Sedangkan COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Jadi keduanya sama sekali tidak berhubungan. Bahkan World Health Organization (WHO) sendiri mengklarifikasi rumor yang menyesatkan ini.

Antibiotik tidak bisa digunakan sebagai cara pencegahan maupun pengobatan untuk COVID-19. Namun jika ada orang yang mendapatkan antibiotik saat opname gara-gara penyakit tersebut, kemungkinan ada infeksi bakteri tambahan di tubuhnya.

4. “Konsumsi bawang putih baik untuk mencegah COVID-19”

Berikutnya ada pula anjuran untuk memperbanyak konsumsi bawang putih untuk mencegah penularan virus corona, karena bahan makanan tersebut bisa memperlambat pertumbuhannya di dalam tubuh. Akibatnya, ada seorang wanita Tiongkok yang dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi bawang putih mentah sebanyak 1,5 kilogram.

Lagi-lagi, klaim tersebut sebenarnya keliru. Bawang putih mampu memperlambat pertumbuhan bakteri, bukan virus. Makanan ini memang baik untuk kesehatan dan memiliki sifat antimikroba. Akan tetapi tidak ada bukti medis bahwa ia bisa melawan virus corona.

5. “Konsumsi satu pisang sehari bisa membuat virus corona pergi”

Sebuah video pendek beredar di Twitter pada pertengahan Maret lalu dengan narasi “Have a banana a day, keep coronavirus away”. Pesan ini pun dilanjutkan ke berbagai aplikasi chatting dan media sosial lainnya. Namun apakah benar bahwa pisang bisa mencegah infeksi virus corona?

Jawabannya keliru. Pisang memang merupakan buah yang baik dikonsumsi untuk meningkatkan sistem imun. Namun hingga saat ini belum ada penelitian khusus yang membuktikan bahwa buah tersebut bisa melawan virus corona.

6. “Bawang merah punya kemampuan menyerap virus corona, taruhlah potongannya di setiap sudut ruangan”

Beredar kabar melalui grup WhatsApp yang mengatakan dokter asal Tiongkok menemukan bahwa bawang merah mampu mengikat virus corona. Jadi, pesan tersebut menyarankan agar masyarakat menggantungkan potongan-potongannya di setiap sudut ruangan.

Lagi-lagi, informasi tersebut adalah hoaks. Menurut National Onion Association (NOA), tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa potongan bawang merah bisa menyerap kuman dan virus atau meredakan udara dari racun. Mereka menambahkan bahwa ini bukanlah pertama kalinya bawang merah dijadikan objek hoaks.

7. “Arahkan hair dryer ke dalam hidung untuk membunuh virus corona”

Berikutnya, terdapat video berdurasi enam menit yang mengatakan bahwa hawa panas dari hair dryer mampu membunuh virus corona. Cukup arahkan alat tersebut ke lubang hidung. Rumor yang satu ini sangat berbahaya jika benar-benar dilakukan.

Hair dryer jelas tidak bisa membunuh virus apa pun, termasuk virus corona. Dilansir dari The New York Times, Faheem Younus mengatakan bahwa tindakan ini hanya akan membuat bakteri baik dalam hidung kebingungan dan tidak bisa menyaring udara dengan baik.

8. “Mandi di air panas bisa mencegah infeksi virus corona”

Sebelumnya, beredar pula kabar bahwa virus corona tidak tahan terhadap panas, mereka akan mati di suhu tinggi. Itulah kenapa banyak orang yang menginisiasi mandi di air panas untuk mencegah infeksi virus tersebut.

Namun cara tersebut juga keliru. WHO mengatakan bahwa air panas tidak akan membunuh virus corona yang ada di dalam tubuh kita. Langkah ini akan membahayakan jika kita menggunakan air yang benar-benar mendidih untuk mandi.

Selain informasi yang disebutkan di atas, sebenarnya masih banyak tip lain yang menyesatkan. Oleh karena itu, kamu harus benar-benar menyaring informasi dengan baik. Saat mendapatkan pesan broadcast atau post media sosial, coba verifikasi kebenarannya dengan mencarinya ulang lewat mesin pencari.

Cara pencegahan COVID-19 yang paling benar adalah yang berasal dari WHO, CDC, Kementerian Kesehatan, dan sumber-sumber tepercaya lainnya. Jangan ikuti dan sebarkan informasi yang tidak jelas asalnya dari mana, ya Trippers!

Tinggalkan Balasan