Beberapa Barang yang Melonjak Tinggi Akibat Virus Covid-19
Trippers.id – Dalam beberapa pekan terakhir, virus corona (COVID-19) telah menjadi ‘hantu’ yang membuat masyarakat dunia khawatir. Bukan karena penyebaran penyakitnya yang masif, virus corona juga ditakuti karena membuat harga beberapa barang melambung tinggi.
Seperti yang terjadi di Indonesia. Sejak pengumuman masuknya virus corona oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu, masyarakat berbondong-bondong membeli banyak barang atau panic buying. Mulai dari masker, hand sanitizer hingga barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Panic buying tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga banyak negara seperti
Amerika Serikat (AS).
Berikut ini adalah beberapa barang yang mengalami peningkatan penjualan besar dalam setahun terakhir hingga 7 Maret kemarin (year on year).
Produk Kesehatan yang Melonjak Lebih dari Dua Kali Lipat
Nielsen menyebut beberapa penjualan produk kesehatan melonjak pesat hingga dua kali lipat. Misalnya, hand sanitizer melonjak hingga hampir 6 kali lipat atau 470 persen di banding tahun lalu.
Terbesar kedua adalah disinfektan aerosol yang naik hingga hampir 5 kali lipat atau tepatnya 385,3 persen. Diikuti oleh alkohol gosok 3,5 kali lipat atau 253,8 persen dibanding tahun lalu.
Produk lain adalah yang mengalami lonjakan penjualan lebih dari dua kali lipat adalah termometer sebesar 172,3 persen, pembersih serba guna 148,2 persen, peralatan P3K 111,9 persen, hidrogen peroksida 109,8 persen dan lap mandi 180 persen.
Kenaikan Penjualan Produk Kesehatan Lain di bawah 2 Kali Lipat
Untuk antiseptik mengalami kenaikan penjualan 80,7 persen, tisu toilet naik 60 persen, handuk kertas (paper towel) naik 40,8 persen dan tisu wajah 51,5 persen.
Begitu juga dengan obat flu dan demam, naik 55,5 persen, obat batuk 37,1 persen, antibiotik 32,8 persen suplemen 35 persen, vitamin 32,3 persen, obat hewan peliharaan 11,7 persen.
Produk Makanan dan Minuman Juga Meningkat
Selain produk kesehatan, kenaikan penjualan pada produk makanan. Seperti susu gandum yang naik hingga lebih dari empat kali lipat atau 347,3 persen, daging segar naik tiga kali lipat atau 206,4 persen dan produk susu bubuk naik dua kali lipat atau 126,3 persen.
Untuk jenis kacang kering naik 62,9 persen, daging kalengan 57,9 persen, beras 57,5 persen, buncis / garbanzo 47,3 persen, air 42 persen, kacang hitam 41 persen, tuna 31,2 persen, pretzel 14,8 persen dan kombucha 10.1 persen.
Meski begitu, ada juga produk makanan yang mengalami penurunan penjualan. Seperti seledri berkurang 18,7 persen dibanding tahun lalu, juga pepaya berkurang 6,5 persen dan apel berkurang 3,2 persen.