“Diam-diam Lepu”, Ini Sosok di Balik Majunya Pariwisata Palembang
Trippers – Siapa bilang pariwisata hanya akan berkembang jika dinahkodai oleh seorang ahli atau sarjana pariwisata? Pengembangan pariwisata nyatanya bisa terjadi secara luar biasa melalui tangan seorang insinyur yang tidak memiliki pengalaman apapun di bidang pariwisata.
Adalah sosok Ir. H. Kemas Isnaini Madani, M. TP, M. Si, IAI yang berada di balik majunya pariwisata Kota Palembang. Kota yang terkenal dengan julukan Bumi Sriwijaya ini mampu menunjukkan taringnya di bidang pariwisata meskipun tengah berada di masa pandemi seperti saat ini.
Penggemar serial film James Bond ini nyatanya tidak memiliki pengalaman mendalam di bidang pariwisata. Sebelum di mintai bantuan oleh Walikota Palembang, Bapak Harnojoyo untuk menjadi kepala dinas pariwisata Kota Palembang. Isnaini memulai karir di bidang kedinasan sebagai staf seksi perencanaan kota dinas tata kota Palembang.
Ide-ide cemerlang dalam pengalaman kerja di bidang penataan kota, ia terapkan dalam pengembangan pariwisata Kota Palembang. Bukan tanpa alasan, pasalnya ia mengakui bahwa kelemahan Palembang di bidang pariwisata adalah kurangnya potensi wisata alam yang baik. Namun di balik itu Palembang juga memiliki keunggulan, di mana wilayahnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan objek wisata buatan kreatif. “Pengembangan pariwisata Kota Palembang saat ini berbasis penataan destinasi, karena memang harus diakui bahwa Palembang miskin akan potensi wisata alam. Tidak seperti Bali dan daerah lain. Karenanya Palembang sangat strategis jika melakukan pengembangan potensi wisata buatan,” ujar Isnaini saat diwawancarai telekonferensi melalui WhatsApp call.
Usaha penataan destinasi Kota Palembang dengan visi utamanya yaitu membuat Palembang kembali menjadi “Venisia dari Timur” membuahkan hasil yang cukup signifikan. Sektor pariwisata kini menjadi sumber pendapatan daerah terbesar kedua di Palembang dan mampu memenuhi 1/3 dari total PAD. Tak hanya itu, berkat penataan yang dicanangkan oleh Isnaini, salah satu destinasi wisata belanja di Palembang yaitu Tanggo Buntung, masuk dalam nominasi Destinasi Belanja Terpopuler yang diselenggarakan oleh Anugerah Pesona Indonesia dengan meraih hasil vote sebanyak 49,8%.
“Mari kita menangkan kembali Kota Palembang menjadi juara 1 di ajang Anugerah Pesona Indonesia Award Tahun 2020, dan beramai-ramai bantu mendukung Tanggo Buntung dalam kategori Destinasi Belanja Terpopuler. Caranya, like e-poster Tanggo Buntung – Palembang di instagram @apiaward atau like, komen dan subscribe vidie Tanggo Buntung Kota Palembang di channel API Award 2020,” ujar Isnaini dengan semangat.
Di balik sosok yang terkenal dengan senyuman khasnya ini tentu saja memiliki sisi lain yang cukup menarik. Orang-orang tentunya akan mengira jika masa muda Isnaini dipenuhi dengan kegiatan kemahasiswaan seperti halnya mahasiswa berprestasi zaman sekarang. Isnaini muda merupakan sosok yang terbilang biasa saja dan pendiam. Meski begitu, ia merupakan anak yang lihai memainkan drum. Saat berkuliah di Universitas Indonesia, ia tergabung dalam klub band fakultas sebagai penabuh drum.
Bakat bermusik ini bisa dibilang merupakan bakat alami. Isnaini muda tidak memiliki guru les maupun tentor sebaya yang mengajarinya bermain drum. Dia belajar drum secara otodidak menggunakan drum yang dibelikan oleh ayahanda untuk menunjang bakatnya tersebut.
Bak peribahasa “diam-diam lepu” sifat pendiam Isnaini tak bisa dianggap remeh. Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Indonesia pada 28 Juni 1996. Dia mendapatkan beasiswa dari Bank Pembangunan Asia untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Gajah Mada dan lulus pada 25 September 2000. Tak sampai di situ, Isnaini mendapatkan beasiswa studi dari pemerintah Belanda untuk meneruskan penggalian ilmunya di Negeri Kincir Angin tersebut. Isnaini meraih gelar diploma di Institute for Housing and Urban Development Studies Rotterdam pada tahun 2002.
Sekalipun dihiasi prestasi yang luar biasa, Pria kelahiram Palembang 23 Februari 1972 ini merupakan sosok ayah yang rendah hati bagi kedua orang anaknya. Saat para orang tua di luar sana memaksakan kehendak dan menjajah potensi yang dimiliki oleh anak mereka. Lain dengan Isnaini, dia justru mendukung apapun yang menjadi bakat sang anak. Terbukti dengan dukungan yang diberikan oleh Isnaini kepada anak sulungnya yang memilih untuk menempuh perkuliahan dengan jalur yang berbeda dengan sang ayah. “Iya di IPB. Dia karena suka dengan hewan, makanya pilih kedokteran hewan,” ujarnya.
Waktu-waktu keluarga di meja makan adalah saat-saat paling berharga selepas menjalankan pengabdiannya kepada Kota Palembang. Mengisi waktu luang dengan menggambar, membaca buku dan bermain musik dan tentunya itu semua tak dilakukannya sendirian. Sesekali bersantai bersama keluarga dan menikmati waktu senggang di hari libur maupun sepulang kerja. Meski kedua anaknya lebih dekat dengan istri tercinta, Sylviana. Namun Isnaini sering kali mencuri kesempatan membuka obrolan hangat. “Tidak ada waktu khusus, semuanya spontan terutama saat makan. Itu biasanya waktu intens dengan anak-anak.”
Menjadi hebat seperti Kemas Isnaini Madani bukan berarti berdiri sendiri. Karena di balik lelaki tangguh, terdapat keluarga harmonis yang saling menguatkan satu sama lain.