Milenial Sebagai Generasi Pendorong Tren Pariwisata
Trippers.id – Tren pariwisata selalu berubah setiap waktu. Berbagai faktor pun mempengaruhi, salah satunya adalah generasi yang selalu dibicarkan, Milenial.
Milenial lagi, milenial lagi. Generasi ini seperti tidak henti-hentinya menjadi topik pembicaraan di mana pun. Namun, ternyata pengaruhnya cukup besar terhadap sebuah perkembangan pariwisata. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip dalam laporan Indonesia Millennial Report 20191, generasi milenial diproyeksi akan menjadi generasi yang mendominasi struktur demografi Indonesia.
Jumlah data menyebutkan, bawa dari total populasi di Indonesia saat ini, sekitar 179,1 juta orang (67,6%) merupakan kelompok usia produktif (14-64 tahun), dan 24% dari kelompok itu atau sekitar 63,4 juta orang merupakan generasi milenial yang berusia 20-35 tahun.
Dari jumlah populasi tersebut, generasi Milenial ternyata memberikan dampak signifikan bagi industri pariwisata khususnya perhotelan. Hal ini didukung karena mereka merupakan generasi yang dekat dengan teknologi. Kedekatan dengan gawai contohnya, yang memudahkan akses informasi. Milenial merupakan satu-satunya generasi yang disebut ‘digitally native’, atau sangat familiar dengan gawai dan teknologi. Saat mereka plesiran, umunya jadi hal wajib untuk membagikan pengalaman di media sosial. Meskipun (pada kenyataanya) generasi di atas milenial pun juga ikut-ikutan. Foto dan berbagi menjadi hal wajib saat berwisata. Namun, platform atau media yang digunakan umumnya berbeda.
Layanan finansial Allianz, pada tahun 2017 pun juga pernah melakukan survei yang menghasilkan data bahwa milenial nyatanya hanya memiliki waktu liburan lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya. Rata-rata, hanya 12 hari saja. Namun, karena kedekatannya dengan teknologi, milenial seakan-akan mampu ‘menyulap’ waktu singkat tersebut. Mereka mampu membuat perjalanan wisata yang efisien dan efektif melalui kedekatan teknologi. Mulai dari membeli transportasi, mengatur jadwal perjalanan sampai akomodasi.
Begitupun dengan sejumlah perubahan sifat atau perilaku wisata. Dahulu, mungkin orang akan pergi ke agen wisata konvensional atau hanya sekadar mengambil informasi melalui spanduk, banner dan media promosi non-digital. Seiring berjalannya waktu, hal ini diselaraskan oleh para pelaku industri wisata yang berbasis digital. Trippers bisa lihat berbagai perkembangan Online Travel Agent, atau badan pariwisata yang mempromosikan tempatnya melalui media sosial. Pilihan wisata melalui teknologi pun juga bisa memudahkan dari berbagai sisi. Dari mulai melihat harga termurah, akses, sampai memesan transportasi, akomodasi dan atraksi.
Tentunya, meski hal ini dipengaruhi oleh milenial, nyatanya generasi lain pun juga terbantu dengan kemajuan teknologi di industri pariwisata. Bagaimana menurutmu?