Uncategorized

Mengenal Komunitas Mural di Bandung!

Trippers.id – Kalau kamu berjalan-jalan disekitar kota Bandung, akan dijumpai sederet dinding yang telah diberi sentuhan warna-warni berupa gambar yang indah dipandang, namun masih ada pula yang berupa coretan tak beraturan, bahkan tulisan yang terkadang hanya dimengerti oleh sang pelukis beserta kelompoknya. Hasil karya seni lukis atau gambar yang
terpampang di berbagai dinding kota dan bersifat permanen atau dinamis itulah disebut dengan Mural Art.

Para senimannya menggunakan aneka cat tembok warna warni untuk mengekspresikan imajinasi yang akan diwujudkan melalui gambar atau lukisan dinding tergantung kebutuhan. Keberadaan Komunitas mural art di Bandung sebenarnya sudah cukup lama dan bahkan masih tetap aktif sampai sekarang. Salah satunya Komunitas Mural Bandung (KMB) yang dirintis
sejak 2016. Yang digawangi oleh Komunitas yang diketuai vokalis band The Panas Dalam, Alga indria menjelaskan, bahwa komunitas ini awalnya dari para penggiat seni mural berkumpul pada 25 September 2016 di acara Mural Bandung, Jalan Siliwangi, Bandung, dalam rangka memperingati hari jadi Kota Bandung ke-206. Oleh karena memiliki hobi dan visi
yang sama, akhirnya kami membentuk wadah komunitas Mural Artdi Bandung, dengan tujuan agar menjadi tempat berkolaborasi antar penggiat mural di Kota Bandung.

Foto : jabarnet.com

Tempat berkumpul komunitas ini di ruang-ruang publik atau sering juga di markas karangtaruna Cibunut Finest di Cibunut, Kebon Pisang, Bandung. Bentuk karya yang diekpresikan dengan aneka gambar  baik yang menggambarkan keadaan sosial, tokoh publik, pemandangan, kendaraan, abstrak, hingga tulisan-tulisan pesan masyarakat.”Rata-rata kami menggunakan media cat tembok cat kayu, kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar. Gambar-gambar yang kami hasilkan terkadang ditentukan sesuai pesanan dan bisa pula bebas menurut imaginasi sang senimannya.

Adapun media yang digunakan umumnya berupa tembok bersemen, tembok berbahan batu bata, hingga tembok berbahan batako. Tempat favorit komunitas mural art menggambar adalah di kawasan Jalan Taman Sari, Bandung. Karena disana terdapat tembok yang berukuran cukup panjang dan cocok untuk dijadikan  media gambar mural art.

Selain sedap dipandang mata bagi pejalan kaki maupun pengendara, mural art di kawasan Jalan Tamansari juga berfungsi untuk mencegah aksi vandalisme oleh  pihak yang tidak bertanggungjawab, Namun yang lebih diutamakan adalah tempat yang telah mendapat ijin resmi dari Pemda Kota Bandung. Komunitas ini selain berbagi hal tersebut  diatas juga pernah mengikuti even yang berskala kecil maupun besar. Even terakhir yang kami ikuti adalah Kickfest XII pada November 2018. Di sana kami mengadakan workshop gambar  dan pengetahuan seputar Mural Art. Kini KMB telah bergabung kurang lebih sebanyak seratus orang anggota yang sangat heterogen dan berasal dari berbagai daerah di Bandung Raya.  Bahkan ada yang tergabung dari Cianjur juga. KMB masihterbuka bagi siapapun yang mempunyai Visi dan misi yang sama untuk bergabung.

Pantangan yang Harus Dipatuhi Komunitas

Berekspresi menyalurkan gagasan melalui kegiatan mural, bagi Komunitas Mural Bandung dilaksanakan tidak sekedar menggambar atau melukis di atas tembok, namun harus mempertimbangkan berbagai aspek yang berlaku di lingkungan masyarakat setempat. Mengingat pengelolaan tata kota dan berbagai hal lainnya tentang pemeliharaan dan perawatan aset
kota juga harus dijaga kelestariannya, sehingga harus seijin pemerintah kota Bandung.

Oleh sebab itu ketika komunitas akan melakukan aksi mural secara skala besar akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas pemerintah kota yang bertanggungjawab atas kei ndahan tata kota Bandung. Lokasi yang belum diijinkan untuk berekspresikan karya
mural di ruang public, antara lain tidak menggambar bangunan-bangunan publik yang memiliki kriteria tertentu.

Selain itu, untuk Bangunan yang berupa heritage itu tidak boleh. Soko-soko penyangga jembatan layang juga tidak boleh (dicoret-coret) karena ada regulasi yang terkait dengan
safety bangunan.

“Kami selalu legal dan selalu melakukan koordinasi sebelumnya. Kami sangat dilarang sekali untuk nge-mural itu karena zat yang dikandung dalam cat bisa bikin rusak bangunan, karena berisiko tinggi. Kawula muda yang tertarik terjun ke dunia mural agar rajin berkumpul bersama komunitas untuk mendapatkan kesempatan berbagi pengalaman. Berdiskusi tentang teknis maupun gagasan, merupakan bagian rutin dari komunitas sambil melakukan transfer pengetahuan maupun cara baru dalam berproses terhadap berbagai media bahkan jenis bahan catnya. Mengikuti berbagai even lomba juga merupakan pematangan ketrampilan disamping seringnya menghasilkan karya mandiri pada media yang kecil atau ukuran yang mudah di
jangkau”.

Tinggalkan Balasan