Kisah Medina Kamil Terdampar di Pulau Kosong Papua
Kerap terlihat menjadi host acara travel di salah satu stasiun TV membuat namanya mulai terkenal di masyarakat. Beragam tempat sudah ia kunjungi, termasuk pengalaman menegangkan seperti kejadian pada tahun 2006 di mana long boat yang dinaikinya bersama para kru terbalik di Laut Arafuru. Ia pun sempat terombang ambing di laut lepas selama lebih 20 jam.
Namun, hal itu ternyata tak menyurutkan niatnya untuk tetap mengeksplor beberapa tempat di berbagai penjuru daerah. Kini, Medina banyak menceritakan kisah perjalanannya di instgram dan mulai merambah di Youtube.
Di awal kemunculannya, publik dibuat heboh dengan tragedi yang menimpa Medina saat pertama kali dia memandu acara Jejak Petualang.
Pada 6 Juni 2006, longboat (kapal) yang membawa kru acara tersebut ke Timika tergulung ombak di Laut Arafuru, Papua.
Sempat terombang-ambing di lautan, akhirnya, mereka terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni.
Medina memang sempat mengalami trauma, tapi ia tak pernah jera bahkan tak melupakan sama sekali detail peristiwa tersebut.
Lewat InstaStories-nya, Medina Kamil kembali menceritakan kejadian 12 tahun silam yang begitu lekat di ingatannya.
Bahkan ia membuat tagar khusus untuk mengenang peristiwa tersebut, #takkaterlupakan.
Kisahnya bermula saat kapal yang ia tumpangi bersama dengan empat kru, yaitu Dody Johanjaya (produser), Wendy M Firman (asisten produser), serta juru kamera Budi Kurniawan dan Bagus Dwi Wahyuadi.
Kapal itu melewati Laut Arafuru bersama tiga anak buah kapal.
Sayangnya di tengah perjalanan, kapal itu dihantam ombak sehingga kapal terbalik, melontarkan semua penumpang dan barang bawaan.
Alhasil, Medina dan para kru terombang-ambing di lautan lepas selama 24 jam.
“Kisah 12 taun yg lalu.. tim jejakpetualang mengalami musibah di asmat, papua.“
“tepat jam sgini kita ber4 lg bertahan hidup terombang ambing di lautan lepas arafuru selama 24 jam,” tulis ibu dua anak tersebut.
Keesokan harinya, mereka terdampar di suatu pulau kecil tak berpenghuni yang dinamakan Pulau Tiga.
Demi bisa bertahan hidup, keempatnya mengais makanan di dalam hutan mangrove.
“Kita ber4 mencoba survice 4 hari kedepannya dgn mengais2 makanan di dalam hutan mangrove.“
Nasib mujur menaungi keempatnya pada hari ke-lima.
Setelah lima hari terdampar dan bertahan hidup, mereka diselamatkan pertama kali oleh tim pencarian dari Asmat.
Medina juga mengisahkan bagaimana kondisi tubuhnya selama terdampar.
“kondisi kita gosong terbakar panas matahari, badan drop kurus krn kurang asupan makanan (turun 6kg). capek lemas.. tapi kita sangat bahagia krn akhirnya diselamatkan.“
Saat datang tim penyelamat yang juga membawakan makanan, Medina mengaku bahagia.
Sayangnya, perut justru menolak segala makanan yang disodorkan dan memilih meminum air putih.
“krn udah 5hari perut kosong jd malah gak bs masuk makanan..“
“buat ngunyah makanannya aja lemes bgt.. jadinya banyak minum air putih aja…“
Sayangnya, di balik kebahagiaan karena akhirnya berhasil bertahan hidup dan diselamatkan, pihak kru masih berduka karena satu rekan kerja mereka, Bagus Dwi Wahyuadi, menghilang.
“dibalik kebahagiaan, kita msh berduka krn sahabat kita “bagus dwi” msh menghilang beserta 3 awak longboatnya di musibah itu..”
Rupanya, mereka terpisah saat terlempar dari perahu.
“kenangan takkan terlupakan bekerja bersama bagus.. sosok keras yg sgt tekun bekerja dan disiplin. tapi penyayang.”
Meski sudah hilang selama 12 tahun, Medina yakin jika Bagus sudah hidup bahagia di sana.
“ntah kenapa sampai saat ini gw masih yakin dia hidup bahagia disana.. dimanapun lo berada gus.. gw slalu berdoa buat lo..”Jejak Petualang
Di akhir kisah, Medina juga membagikan masa-masa bahagia saat Bagus bekerjasama dengan dirinya sebagai juru kamera Jejak Petualang.
“kami yang terjaga selalu berdoa untukmu, sahabat dalam damai… Tuhan memberkahi dimanapun kamu berada,” pungkas Medina.
Sumber : Sri Juliati | intisari.grid.id