Bupati Anas, Membangun Banyuwangi dengan Pariwisata Hijau
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya mendongkrak perekonomian daerahnya dengan mendorong sektor pariwisata. Berkat pembangunan pariwisata, Anas berhasil menekan angka kemiskinan di Banyuwangi yang sebelumnya di atas 15 persen, kini tinggal 7 persen.
Selain itu peningkatan pendapatan daerah juga melonjak 134 persen. Sementara produk domestik bruto juga mengalami kenaikan dari Rp 32 triliun, menjadi Rp 78 triliun. Kemudian pendapatan perkapita rakyat Banyuwangi naik dari Rp 20,8 juta menjadi Rp 48,7 juta.
Meski mengedepankan pariwisata, Azwar tetap menjaga keselarasan alam dan kepentingan masyarakat. Baca juga: Pemerintah Bedah Dampak Mahalnya Tiket Pesawat ke Pariwisata Misalnya, dia tidak mengizinkan pembangunan hotel di sekitar pantai- pantai yang indah.
“Kenapa? Kalau semua pantai yang indah dibangun hotel, ke depan rakyat tidak punya akses ke pantai yang indah. Dan rakyat akan teraleanasi dari keindahan pantai,” tutur Anas dalam sebuah acara yang dihelat Bank Dunia di Jakarta.
Sebagai gantinya, dia mengizinkan pembangunan home stay di beberapa pantai. Home stay tersebut juga dimiliki oleh para petani dan nelayan di sekitar pantai.
“Homestay kami bekerja sama dengan Traveloka, dengan beberapa sistem transaksi online, dan sudah bisa di booking online. Dan dimiliki oleh petani dan nelayan di sekitar garis pantai,” ucap Anas.
Ia pun melakukan menggarap pantai Bangsring sebagai tempat wisata underwater andalan sekaligus menjadi salah satu tempat konservasi.
“Dulu, terumbu karang disana banyak yang hancur, sekarang para turis berdatangan sambil menanam terumbu karang di sana. Tempat itu menjadi bersih, ribuan orang dagang, dulu orang mengambil ikan untuk beli roti, skarang orang bawa roti untuk memberi makan ikan, karena ikannya tumbuh sangat banyak ditempat itu. Sehingga tempat ini sekarang menjadi konservasi,” ujarnya.
Abdullah mengatakan, pendekatan berbasis rakyat ini membawa hasil yang cukup besar. Hal ini merupakan bagian penting yang akan terus mereka kerjakan. “Yang pasti kegiatan pariwisata ini harus segera mensejahterahkan,” kata dia.
Dalam pembangunan Bupati Anas juga mengutamakan ekologi. Seperti dalam membangun bandara, dengan desain arsitektur hijau dan tanpa AC. Anas juga melibatkan arsitek dengan biaya APBD. “Di sekitar bandara kami ada air yang kami jaga, begitu juga kami jaga sawah- sawah, sehingga kami ingin nyatakan kepada dunia bahwa bandara dan pembangunan Banyuwangi ini boleh maju, tapi pertanian kami tidak boleh digusur dengan dan atas nama pembangunan itu,” sebut Anas.
Di samping itu, Abdullah juga tetap menjaga revitalisasi tambak udang dengan melakukan moratorium tambak, yang didukung oleh LSM dari Amerika Serikat dan Norwegia. Hal lain, terkait pengelolaan sampah. Bupati Anas menetapkan, saat ini tidak ada lagi minuman dengan kemasan berbahan plastik. Ia juga menggelar berbagai festival antara lain, festival toilet bersih, kali bersih, sungai bersih. Menurut dia, hal ini secara bertahap juga mendidik anak – anak disana untuk terlibat menjadikan sungai bersih. Selain itu, berbagai festival budaya juga digelar.
Tahun lalu ada 77 event, kini mencapai 99 event festival di Banyuwangi. Dan berbagai penghargaan juga diraih melalui hal ini seperti, penghargaan dari YUNBTO di Madrid, sebagai kabupaten paling inovatif dalam menjalankan festival dunia, juga reward sebesar 20 milyar untuk promosi di Eropa. Dia menyebut, berdasarkan hasil review dari survei Bank Indonesia mengenai tingkat kepuasan turis asing yang datang ke Kawah Ijen dan Banyuwangi mencapai angka 76 persen. Angka tersebut lebih besar dibanding angka destinasi lainnya.
Sumber : Kompas.com
Penulis : Desy Kristi Yanti
Editor : Erlangga Djumena