ADVERTORIALLatest

Ketika Lansia Berwisata

Trippers.id – Jumlah lansia di Indonesia sudah mencapai sekitar 10 persen dari populasi. Di negara maju, proporsinya malah lebih tinggi. Sebagian besar dari mereka masih aktif berwisata. Mereka pun punya banyak waktu luang.
Lansia yang berwisata umumnya memerlukan perhatian khusus, baik pada waktu perjalanan, saat di hotel, maupun saat di destinasi wisata. Di Indonesia, masih banyak bandara yang kekurangan alat “belalai gajah” sehingga penumpang harus turun naik pesawat melalui tangga.
Hotel pun kini belum banyak yang memiliki “senior room”, yaitu kamar yang dilengkapi dengan kebutuhan untuk kaum lansia. Seperti, kamar mandi yang memiliki pegangan dan layanan emergency call. Selain itu, perlu juga menu makanan yang mudah dicerna, serta kursi untuk digunakan saat sholat dalam posisi duduk.

Sampai kapan berwisata?

Tiap lansia pasti punya tingkat kesegaran dan kebugarannya masing-masing.
Saya pernah mendapatkan kesempatan meeting terbatas dengan Prof Plotkin di negara Korea Selatan. Usia beliau sekitar 86 tahun, tapi masih amat cerdas dan beliau terbang dari pantai timur USA. Setahu saya, Prof Emil Salim juga sudah sekitar 90 tahun, tapi masih kuat terbang ke Amerika.
Saya juga pernah berjumpa dengan sekelompok lansia sekitar 30 orang, yang rutin berwisata bersama tiap tahunnya. Kali ini mereka ke Sumatera Barat selama dua minggu. Seminggu wisata di kota Padang, sisanya berwisata di Bukittinggi. Mereka umumnya lebih suka menikmati hanya satu destinasi wisata saja dan lebih lama durasinya, serta mengamati wisata budaya dengan lebih mendalam. Jadi bukan hanya melihat sepintas lalu.
Dunia pariwisata kita akan terus berkembang di masa datang. Oleh karena itu perhatian pada wisatawan Lansia sangat perlu ditingkatkan.
(Samsuridjal Djauzi)

Tinggalkan Balasan