ADAT & BUDAYA NUSANTARALatest

Permainan Tradisional Congklak yang Mengasah Otak

Trippers – Salah satu permainan tradisional yang dulu hampir ditemui di seluruh wilayah Indonesia adalah Congklak atau Dakon. Beberapa daerah memiliki nama yang berbeda untuk menyebut permainan yang dimainkan oleh dua orang ini, di Jawa misalnya, permainan ini dinamakan Congklak, Dakon atau Dhakonan. Sementara, di wilayah Sumatra Melayu, Congklak dinamakan Congkak sedangkan di Lampung, Congklak disebut dengan nama Dentuman Lamban dan di beberawa wilayah di Sulawesi menyebut Congklak dengan Mokaotan, Manggaleceng, Anggalacang dan Nogarata.

Congklak dimainkan 2 orang yang berhadapan menggunakan papan yang terbuat dari kayu atau plastik dengan panjang 40-50 centimeter. Papan tersebut lengkap dengan 14 lubang kecil yang saling berhadapan dan dua lubang besar di kedua sisinya (kanan dan kiri). Masing-masing pemain dibagi tujuh lubang kecil dan satu lubang besar.

Foto : strategi.co.id

Nantinya lubang-lubang kecil diisi 5-7 biji yang terbuat dari kerang atau biji sawo, sedangkan lubang besar dibiarkan kosong, anggaplah lubang besar tersebut merupakan gudang penyimpanan pemain. Cara bermainnya sangat mudah, dua orang pemain bergantian untuk memilih satu lubang kecil miliknya untuk dipindahkan satu per satu ke lubang lainnya searah jarum jam, hingga biji yang di genggaman habis. Permainan akan berakhir ketika semua lubang kecil kosong, dan semua biji berada di lubang besar. Kemenangan ditentukan dari jumlah biji terbanyak yang berada di lubang besar masing-masing pemain.

Tak hanya asal bermain, anak yang suka bermain congklak jiwa dagang dan ketajaman berpikirnya akan terasah. Permainan congklak dapat merangsang kemampuan berhitung. Karena, dalam bermain congklak tentu penuh strategi, bagaimananya untuk menang dan memperoleh banyak biji.

Dalam bermain Congklak, ada aturan yang harus diikuti yakni para pemian tidak boleh memasukan biji Congklak ke lubang besar milik lawannya. Oleh sebab itu, anak dapat mulai sedikit demi sedikit belajar menaati aturan dimulai dari aturan yang sederhana.

Sungguh tidak disadari, tersimpan manfaat yang secara tidak langsung dapat menjadi media belajar melalui bermain bagi anak. Alangkah baiknya jika permainan tradisional seperti Congklak dan permainan tradisional lainnya tidak ditinggalkan dan kembail dihidupkan. Karena permainan tersebut tidak perlu menghabiskan biaya yang banyak namun bermanfaat bagi para pemainnya.

Tinggalkan Balasan