Menikmati Indahnya Pesona Gunung Papandayan
Haloo Trippers!
Gunung Papandayan dengan ketinggian 2.665 mdpl (meter di atas permukaan laut) merupakan objek wisata alam yang menarik untuk didatangi. Topografi jalur pendakiannya sungguh bersahabat bagi pendaki pemula. Lokasinya juga mudah diakses dari Jakarta, Bandung, dan sekitar.
Ada empat kawah menarik di Gunung Papandayan ini: Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Dinding kawah Nangklak, misalnya, yang sisa letusannya pada November 2002 masih terlihat, merupakan penampakan alam yang begitu menawan untuk dipandang.
Ada pesona padang bunga edelweis seluas 35 hektar di Tegal Alun serta padang rumput Tegal Panjang berlatar puncak gunung bagian utara yang sulit dilupakan. Namun, untuk masuk kawasan ini, pengunjung harus memiliki surat izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI) dari BBKSDA Jawa Barat karena kawasan cagar alam.
Untuk satwa liar, ada trenggiling (Manis javanica), kijang (Muntiatus muntjak), surili (Presbytis comata), dan beberapa jenis burung seperti punai dan kutilang. Beberapa individu macan tutul jawa (Panthera pardus melas) juga hidup di kawasan Gunung Papandayan.
JALUR TREKKING KE PUNCAK
Parkiran – Alun-alun
Pondok Salada Dari parkiran jalur setapak dimulai mendekati kawah dan kemudian membelah kawah, hati-hati saat melangkah karena di beberapa tempat terdapat bagian yang gembur dengan suhu yang cukup panas dan kaki bisa terperosok. Kemudian jalur setapak membelok kekanan dan saat keluar dari komplek kawah ini jalan setapak terus mendatar hingga sampai di sebuah warung dan disini terdapat sebuah lapangan yang cukup menampung lebih dari 30 tenda. Jalur setapak menuju Pondok Salada bisa ditemukan didepan warung ini dan sekitar lima menit berjalan dari warung ini kita akan sampai di Pondok Salada. Di Pondok Salada ini ada sungai kecil berair jernih hanya mengandung belerang.
Pondok Salada – Alun-alun Tegal Alur
Dari Pondok Salada jalur setapak mendaki sebuah punggungan yang ada didepan pondok salada, keadaan jalur setapaknya sedikit hancur banyak batu-batu besar seperti aliran sungai kering. Setelah menyelesaikan etape tanjakan yang cukup curam ini jalan setapak menjadi datar dan kemudian berbelok ke kiri dan kemudian menyusuri punggungan. Hati-hati saat menyusuri pungungan ini karena di sebelah kiri jurang dalam yang berjarak hanya setengah meter dari jalan setapak. Tak lama setelah keluar dari kawasan hutan yang tidak begitu lebat, kita akan sampai disebuah alun-alun yang cukup besar. Yang dikenal dengan nama Alu-alun Tegal Alur, di bagian ujung dari alun-alun ini (di hitung dari tempat kita muncul) ada sebuah sungai kecil yang mengalir jernih. Sebelum mencapai alun-alun ini terlebih dahulu kita akan melewati sebuah lapangan mirip sebuh kawah mati.
Tegal Alur – Puncak
Dari tegal Alur jalan setapak menuju arah puncak berada di seberang sungai kecil, jalan setapak yang tidak begitu jelas ini kemudian membelok kearah kanan memasuki hutan, Hati-hati saat berada di kawasan ini mungkin karena jalur ini jarang di tempuh sehingga terkadang jalur jalan setapaknya tiba-tiba menghilang tapi jika jeli kita akan banyak menemukan string line atau ikatan tali raffia berwarna merah dan bitu yang di ikatkan pada ranting pohon sebagai penanda jalan. Dikawasan puncak Gunung Papandayan tidak banyak yang bisa dinikmati selain pemandangan kawah. Dipuncak ini tidak ada tiang trianggulasi nya atau tiang penunjuk ketinggian. Tidak ada tanda selain saat sampai di puncak gunung ini jalan setapak seterusnya akan menurun. Kalau kamu bawa altimeter atau GPS bakalan mudah menentukan puncaknya. Puncak gunung ini hanya pelataran kecil saja dan tersamar dengan jalan setapak yang membelahnya.
Puncak – Parkiran
Dari puncak jalan setapak kemudian menurun, Lama-kelamaan jalan setapaknya turun curam mengikuti gigiran punggungan puncak hati-hati dengan langkah anda karena disebelah kiri jurang menganga kearah kawasan kawah. Jalan setapak di kawasan ini banyak ditumbuhi oleh rimbunnya tumbuhan dan pohon yang banyak ranting-ranting an dahan yang menjorok sampai ketanah sehingga saat melewati etape ini kita harus membungkuk dan terkadang merangkak. Dari puncak ke parkiran butuh waktu sekitar tiga jam, dan kita akan muncul di bagian belakang parkiran ada sebuah sungai yang mengalir dan airnya jernih. Perijinan tidak susah hanya saat memasuki kawasan kamu dikenakan retribusi Rp.3.000,- per orangnya. Untuk kendaraan jika kamu membawa kendaraan dan menginap kamu bisa memberikan uang jasa menjaga kendaraan pada tukang pakirnya.