5 Tradisi Unik di Sulawesi Barat
Sulawesi Barat merupakan sebuah provinsi yang tergolong baru karena dibentuk pada 5 Oktober 2004. Provinsi ini terletak di sebelah utara provinsi Sulawesi Selatan. Penduduk dari provinsi ini terdiri dari berbagai suku, mulai dari Suku Mandar, Suku Bugis, Suku Toraja, hingga Suku Jawa.
Mayoritas suku yang menduduki provinsi ini ialah Suku Mandar yang jumlahnya hampir 50% dari penduduk yang ada. Terlepas dari hal tersebut, pastinya Sulawesi Barat mempunyai berbagai tradisi yang sangat menarik. Berikut 5 Tradisi Unik di Sulawesi Barat yang wajib kamu ketahui.
1. Melluas
Masyarakat Kabupaten Polewali Mandar memiliki sebuah tradisi sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen yang diberi nama Melluas. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kata Melluas sendiri mempunyai arti ‘membersihkan diri’. Tradisi ini dibuka dengan menghanyutkan aneka makanan, ayam, hingga uang yang diletakkan di sebuah wadah dari batang pisang ke sungai.
Uniknya, makanan yang dihanyutkan tadi akan menjadi rebutan warga yang telah menunggu di hilir sungai yang jaraknya sekitar 200 meter. Acara dilanjutkan dengan mengadakan doa dan makan bersama. Puncak dari acara ini ialah prosesi menceburkan diri secara bersama-sama ke sungai dengan tujuan membersihkan diri.
2. Mamose
Salah satu tradisi ekstrem yang ada di Sulawesi Barat adalah tradisi Mamose. Bagaimana tidak, dalam tradisi ini nantinya para tokoh adat akan menunjukkan keberanian mereka dengan cara menebaskan parang panjang ke tubuh mereka. Tradisi ini dilakukan oleh Masyarakat Adat Budong-Budong yang berada di Kabupaten Mamuju Tengah.
Tujuan dari tradisi ini sendiri adalah untuk menyatukan kekuatan dan kebersamaan masyarakat. Adapun alunan musik yang mengiringi atraksi ini adalah dengan memakai gendang sebagai alat musik utama. Tradisi ini dilakukan 3 kali dalam setahun, yaitu pada saat sebelum masuk hutan, selesai membersihkan hutan, dan setelah masa panen.
3. Cakkuriri
Cakkuriri merupakan salah satu upacara adat masyarakat Sulawesi Barat yang dapat dikatakan sangat langka. Hal ini disebabkan upacara adat ini dilaksanakan 5 tahun sekali. Upacara adat Cakkuriri merupakan sebuah bentuk penghormatan yang masih terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat adat di kerajaan Sendana yang dilaksanakan oleh para Pappuangang yang merupakan kelompok yang bertugas untuk melantik raja di kerajaan tersebut.
Dalam tradisi ini, acara akan dimulai dengan pemotongan hewan kerbau yang menunjukkan keagungan acara yang dilaksanakan. Ada juga prosesi pengibaran bendera Cakkuriri yang menjadi pusaka kerajaan Sendana. Setelah itu, acara akan ditutup dengan penampilan para penari anak dan remaja serta pertunjukan musik tradisional.
4. Maccera Banua
Sebagian masyarakat Kabupaten Polewali Mandar mengenal sebuah tradisi yang bernama Maccera Banua. Tradisi ini mempunyai tujuan untuk menolak bala atau marabahaya yang mengancam kampung mereka. Sebelum dimulai, nantinya para masyarakat setempat akan diolesi tepung yang tercampur air suci di dahi, pipi, dan dada.
Puncak dari tradisi ini ialah persembahan sesajen yang biasanya berupa ketan, pisang, telur ayam kampung, nanas, dan hasil bumi lainnya. Masyarakat setempat percaya bahwa tradisi ini dapat mencegah maranahaya atau malapetaka.
5. Sayyang Pattudu
Sayyang Pattudu merupakan sebuah atraksi yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Barat yang mana terdapat kuda-kuda yang akan berjalan dan menari seiring dengan musik yang dimainkan. Tradisi ini merupakan sebuah perayaan bagi seorang anak yang telah menamatkan Al-Qur’an. Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi ini juga digunakan untuk menyambut para tamu kehormatan dan bahkan untuk atraksi wisata.
Kuda-kuda tersebut sudah terlatih untuk mengikuti irama musik yang dimainkan sambil mengikuti arak-arakan. Selayaknya seorang penari, kuda tersebut juga dihiasi oleh berbagai macam aksesoris.
sumber : idntimes.com