5 Kue Basah Khas Palembang
Trippers – Setiap mendengar tentang Palembang atau kue khas Palembang, yang tebersit di kepala kita adalah pempek. Pempek memang sangat terkenal sebagai makanan khas dari Palembang. Makanan yang terbuat dari sagu dan ikan itu, biasanya adonannya 1:1, kerap dibawa sebagai oleh-oleh. Ada banyak jenis pempek yang digemari misalnya saja pempek kapal selam, pempek kulit, pempek lenjer sampai yang kurang populer seperti pempek pistel dan varian makanan sagu-ikan lainnya seperti model, tekwan dan lenggang.
Tapi untuk bahasan kali ini adalah mengenal kue basah khas palembang. berikut ini daftarnya.
1. Lapis Legit
Mirip dengan Maksuba, diberi nama lapis legit karena dipanggang per lapis yang menghasilkan bentuk lapisan saat dipotong. Bahan yang digunakan pun serupa dengan Maksuba, hanya saja saat membuat lapis legit diperlukan tepung terigu. Hal inilah yang membuat tekstur lapis legit dan maksuba berbeda.
Lapis legit tidak sebasah Maksuba. Testurnya lebih mirip kue bolu dan lebih kering dari Maksuba. Lapis legit juga sering dijumpai saat hari-hari penting seperti hari raya dan acara pernikahan.
2. Maksuba
Maksuba merupakan kue basah yang masuk dalam deretan makanan Warisan Budaya Tak Benda Provinsi Sumatera Selatan tercatat sejak 2013. Menjadi makanan tradisional khas Palembang, kue basah satu ini biasanya disajikan di hari-hari khusus seperti hari raya dan acara penting lain seperti acara perkawinan. Tidak menggunakan tepung, maksuba terbuat dari telur bebek, kental manis, mentega, dan gula.
Maksuba akan terlihat berlapis-lapis saat dipotong. Hal ini berkaitan dengan cara pembuatannya yang dipanggang sedikit demi sedikit. Karena banyaknya telur bebek yang digunakan dan proses pembuatan yang memakan waktu membuat kue ini cukup mahal harganya. Kue ini berstruktur lembut, terasa manis pekat, dan basah. Hati-hati buat penderita gula darah, ya!
3. Srikaya
Kue srikaya berbeda dengan kue basah lain khas Palembang karena dimasukkan dalam cup atau gelas kecil dan dimakan menggunakan sendok. Tampilannya seperti puding tapi cara pembuatan dan bahan- bahannya jauh berbeda dari puding. Kue srikaya berwarna seperti buah srikaya yang berwarna hijau namun rasanya tidaklah sama.
Kue srikaya terbuat dari telur (boleh telur ayam atau telur bebek), gula, santan, dan daun pandan sebagai perasa dan pemberi warna.
Kue srikaya dapat berdiri sendiri namun terkadang dikombinasikan dengan ketan yang telah dimasak lalu dituang srikaya di atasnya kemudian dikukus. Rasanya manis pekat dan harum semakin enak dengan kombinasi ketan.
4. Engkak Ketan
Dinamakan engkak ketan atau kue lapis ketan karena terbuat dari tepung ketan, boleh tepung ketan hitam maupun putih. Teksturnya kenyal, lembut, dan rasanya manis.
Berbeda dengan kue lapis tradisional Palembang lain seperti lapis legit dan maksuba, engkak ketan semakin khas dengan wangi kelapa karena diberikan santan yang telah dimasak hingga mengeluarkan minyak. Selain itu engkak ketan juga membutuhkan telur, gula pasir, susu kental manis, dan mentega seperti kue lainnya.
Kini, engkak ketan semakin sulit ditemukan.
5. Delapan Jam
Kue yang telah hadir sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam ini sangat memerlukan kesabaran saat membuatnya. Sesuai namanya, kue ini memang membutuhkan waktu 8 jam untuk dikukus, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Hal ini akan memengaruhi tingkat kematangan dan warna kuenya. Apabila kurang dari 8 jam, kue akan berwarna kuning tua kecoklatan sedangkan kalau terlalu matang akan berwarna cokelat yang lebih.
Kue delapan jam yang berhasil akan berwarna cokelat karamel yang berasal dari bahan susu dan gula. Kue ini juga membutuhkan telur yang memadat ketika dikukus.
Kue dalapan jam juga terkenal dengan filosofi keseimbangan hidup yang diusung yaitu membagi 24 jam menjadi 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk beristriahat, dan 8 jam untuk beribadah.