Budaya Berayun Unik di Kalimantan Selatan
Tripper.id – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu momen yang tidak bisa kamu lewat ketika berada di Banjarmasin, masyarakat kalimantan selatan, masyarakat islam di Banjarmasin sangat menjujung tinggi Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang patut kita ikuti jejak beliau, setiap tanggal 12 Rabbiul Awal masyarakat Banjarmasin mengadakan acara “Baayun” di bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Banjarmasin.
Baayun adalah salah satu cara menidurkan bayi atau anak-anak dalam kain yang digantung pada langit-langit rumah agar bayi atau anak-anak bisa tertidur dengan pulas.
Kali ini “Baayun Maulid” sedikit berbeda dengan baayun pada biasanya, Baayun Maulid adalah kegiatan mengayun bayi atau anak-anak sambil membaca syair-syair Maulid serta pujian terhadap Nabi Muhammad SAW, dan dilaksanakan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabbiul Awal. Uniknya lagi baayun pada bulan Maulid ini tidak hanya mengayun para bayi atau anak-anak melainkan orang dewasa pun ikut diayun layaknya seperti anak-anak.
Tujuan dari kegiatan baayun ini selain memperingati dan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW juga agar anak-anak bisa mengikut keteladanan Nabi Muhammad SAW serta berbakti kepada orang tua.
Baayun Maulid ini ayunan yang dibuat dari kain wanita atau biasa yang disebut “tapih bahalai” yang ujung kainnya di ikat dengan tali, selain itu ayunan juga di hiasi dengan janur dari pohon enau, kue cincin, ketupat, kue cucur, buah pisang. Baayun maulid ini juga memiliki syarat atau yang biasa disebut dengan “piduduk”, piduduk terdiri dari 3,5 liter beras, gula merah, dan garam untuk anak laki-laki, sedangkan anak perempung ditambahkan minyak goreng dan sedikit garam.
Kegiatan acara ini biasanya diadakan oleh pemerintah kota Banjarmasin, akan tetapi kegiatan ini tidak hanya ada di Kota Banjarmasinnya saja melainkan di berbagai daerah dan yang terbesar biasanya di Rantau, Kabupaten Tapin dengan peserta ribuan orang